MIMPI ITU ….
Kedua kaki melompat-lompat lincah
diatas tanah negeri yang tak dikenalnya. Dia sendiri tidak tahu mengapa gaun
yang dipakainya begitu aneh.
Namun
semua itu dilupakannya seketika didepannya tengah berdiri seorang pemuda
berbadan tegap, paras rupawan dan berbaju perang. Keduanya saling terdiam,
terkejut satu sama lain.
Namun
learney langsung berjalan menjauhi pemuda itu, entah apa yang diraskannya.
Takut, gemetar, gelisah dan kagum. Bercampur aduk
“Nona,
tunngu!” suara itu memanggil, learney pun menghentikan langkahnya.
Pemuda itu langsung dengan
tiba-tiba menunduk lemas didepan Learney.
“tolong bantu saya . . .” ucapmya.
~ ~ ~
Learney membawa Edward ditempat
tinggalnya. Learney menyalakan perapian.
“kau
sendiri?” Tanya Edward, setelah Learney duduk santai.
“ya…”
jawab Learney pelan
“apa
boleh saya meminta lagi pada anda ?”
Lagi-lagi
Learney hanya ngangguk saja. Edward langsung berjongkok didepan Learnay.
“selamatkan
aku . . . dalam waktu sekitar sepuluh hari
. . .izinkan aaku tinggal bersamamu untuk sepuluh hari . . .” ucapnya ,
tetap membungkukkan badan.
Learney iba melihat, “Sebenarnya kamu siapa ?. Saya tidak
pernah melihatmu didunaiku . . .” tanya Learney, alisnya mengerut.
“aku .
. . aku manusia biasa . . . yang . . . .” Edward berpikir,
dia tidak mungkin mengatakan dirinya sebenarnya. “ yang lari dari negriku yang sedang dijajah.” Ucapnya, bohong.
dia tidak mungkin mengatakan dirinya sebenarnya. “ yang lari dari negriku yang sedang dijajah.” Ucapnya, bohong.
Learney hanya mengangguk.
~ ~ ~
Ketujuh harinya Edward bersama Learney, selama itu mereka
hanya menghabiskan waktu dihutan. Sedangkan Edward, bila datang kehutan bersama
Learney tidak pernah lepas dari pena dan kertas usangnya. Entah apa yang dia
cacat, Learney tak pernah tahu tentang Edward, dia begitu enggan bercerita bila
ditanyai tentang keluarganya.
Learney
hanya tahu Edward iulah sosok pria yang telah membuatnya melayang, dengan
segala puji-pujiannya.
Siang
itu Edward tak lagi mengajak Learney datang ke hutan, Edward hanya menenkuni
membuat alat-alat seperti mau perang.
Learney
hanya bisa mengerutkan keningnya bila memperhatikan Edward. “Padahal biasanya
dia membuat alat-alat itu di malam hari, mengapa dia sekarang membuatnya di
siang hari? Dan untuk apa alat-alat itu? Banyak sekali?” hati Learney hanya
bisa bertanya-tanya , dia tak bisa mengungkapkan, karena di yakin Edward hanya
bisa diam bilamana Learney bertanya.
~ ~ ~
Hari
kedelapan Edward bersma Learney, dia merasakan banyak perubahan dari diri
Edward. Edward tak lagi melontarkan kata-kata indahnya. Edward juga tak lagi
mengajak Learney datang ke hutan. Namun
itu semua tidak menjadi masalah bagi Learney, tapi satu yang membuat Learney
tak bisa membendung tangisnya, Edward tak lagi berbincang-bincang dengannya,
mencampakannya, mejauh. Edward menghabiskan hari-harinya berada di salah satu
kamar dirumah kecil Learney. Learney tak tahu apa yang Edward lakukan. Dan dia
tak lagi mau tahu tentang Edward lagi.
~ ~ ~
Hari
kesembilan, tapat disaat matahari telah lengser kebarat. Learney sudah ak bisa
menampung Edward didalam rumahnya. Keberadaan Edward hanya akan semakin
membuatnya sakit.
Learney
mendobrak pintu kamr dimana Edward menghabiskan waktunya. Tapi tiba-tiba saja
pintu terbuka, membuat Learney urung melakukan niatnya.
Kedua
tangan Edward menyentuh pipi Learney, membuat Learney terdiam dan
diliputiseribu kebingungan.
“maafkan
aku… telah membuatmu menampungku . . . telah membuat matamu bengkak . . telah
membuatmu bingung . . .” ucap Edward, lalu perlahan dia kecup kening Learney.
Learney memejamkan mata. Dan seketika seluruh kebingungan, emosi dan sakit
hatinya meluruh bersama kecupan hangat itu.
~ ~ ~
Hari
terakhir edwar bersama learney, suasana dirumah itu kembali lagi seperti
pertama betemu. Edward malah lebih sering memuji Learney dengan kata-kata
indahnya.
Namun
hari itu Edward benar-benar sibuk, dan Learney kembali lagi dibuat
bertanya-tanya.
“apa
yang akan kau lakukan?” pertanyaan itu
terlonta begitu saja, Learney tak peduli Edward menjawab atau tidak.
Tiba-tiba
tangannya ditarik, “ Ayo kita pergi, penjajah itu datang kesini . . .” ucapnya.
Seketika Learney terkejut mendengar ucapan Edward.
Mereka berlari menyusuri hutan, dan . . . .
Door ! Door ! suara tembakan kearah mereka untungnya tidak kena.
Lalu
ada sebuah gubuk ditengah hutan itu, Edward langsung menarik Learney masuk
kedalam gubuk itu. Gubuk itu begitu sempit, sehingga Learney pun dipeluk Edward
erat. Nafas mereka beradu, terengah-engah.
~ ~ ~
“
bangun !!!!!!” dok!dok!dok!
Learney langsung terlonjak dari tidurnya, matanya langsung
membelalak. Terlihat ibunya menggeleng, tangan ibunya memgang ember dan sendok
untuk membunyikan suara agar dia terbangun.
Learney
masih tercengang.
“Bangun
cepat! Sholat subuh! Cuci muka! Tau mandi agar tidak lagi nagntuk! Ya ? . . “
ucap ibunya, lalu keluar dari kamar Learney, setelah Learney mengangguki ucapan
ibunya.
Bruk !
Learney kembali memejamkan mata, meneggelamkan tubuhnya lagi dalam empuknya
kapuk. Melanjutkan mimpi indahnya.
X x x
“Edward!!!
Keluarlah!dan yang bersama Edward, mohon menjauhlah! Teroris itu begitu
berbahaya!!!” ucap salah satu dari polisi yang telah berjajaran mengepung
gubuk.
Didalam
gubuk, Learney langsung melepaskan pelukannya, menjauhi Edward, Edward hanya
menggeleng berkali-kali.
Learney
pun lagsung keluar dari gubuk, Edward pun megikuti berusaha mengejar Learney,
mejelaskan semuanya, namun waktu telah mendesak.
Saat
Edward keluar dari gubuk itu, seluruh tembak siap menembak kearah Edward,
learney yang telah berada agak jauh dari Edward pun terkejut melihat seluruh
tembak akan menembak Edward. Dan seketika itu pula seluruh tembak meluncurkan tembakannya.
Learney
tak bisa diam begitu saja, dia langsung berlari memeluk Edward.
Door !!
Door !! Door !! tembakan-tembakan itu pun memenuhi punggungnya, darahnya
mengalir bersama dengan hilangnya nyawanya.
Edward
begitu terkejut dengan apa yang Learney lakukan, Learney mati dipelukannya, dia
pun menjerit TIDAK!!!!
~ ~ ~
Learney
kembali terlonjak dari mimpinya, matanya semakin membelalak lebar.
“Mimpi
itu . . .”
“Learney!!!
Sholat shubuh cepat !!!” suara ibunya
kembali berteriak . Learney pun segera sadar.
Dan
setelah dia melaksanakan sholat subuh, tepat setelah salam, dia langsung bisa
menafsirkan arti dari mimpi itu, mengapa berakhir tragis, “Iya . . . mungkin
aku disuruh cepat bangun. Memang mimpi aneh! Gila ! aku janji, tidak akan tidur
lagi bila ibu sudah membangunkan! Meski aku mimpi lagi lebih indah dari itu!
Toh, akhirnya pasti tragis!” ucapnya dalam hati, sambil memukul kepalanya
sendiri. “bodoh! bodoh! bodoh!”
@@TAMAT@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar